Aiteknos.com – Penggunaan gadget di kalangan anak-anak telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Di satu sisi, teknologi memberikan banyak manfaat, seperti akses terhadap informasi, pembelajaran daring, serta hiburan yang edukatif.
Namun di sisi lain, jika tidak dibatasi dengan bijak, gadget bisa memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak, baik secara fisik, emosional, maupun sosial.
Menghadapi tantangan ini, dr. Maya Anindita, Sp.A, seorang dokter spesialis anak di Jakarta, memberikan sejumlah tips penting yang wajib diketahui para orangtua agar bisa mengarahkan anak menggunakan gadget dengan sehat dan bertanggung jawab.
1. Batasi Waktu Layar Sesuai Usia Anak
Menurut pedoman dari American Academy of Pediatrics yang juga didukung oleh dr. Maya, anak-anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan akses terhadap layar sama sekali, kecuali untuk keperluan interaksi jarak jauh seperti video call dengan anggota keluarga.
Pada usia 2 hingga 5 tahun, waktu layar harus dibatasi maksimal satu jam per hari, dengan pendampingan orang dewasa.
“Batasan ini bukan untuk membatasi kreativitas anak, tapi untuk melindungi otak mereka yang sedang berkembang pesat.
Penggunaan gadget yang berlebihan di usia dini bisa memengaruhi kemampuan fokus, bicara, hingga interaksi sosial mereka,” jelas dr. Maya.
2. Prioritaskan Konten yang Positif dan Edukatif
Tidak semua konten di internet aman untuk anak-anak. Oleh karena itu, dr. Maya mendorong orangtua untuk secara aktif memilih aplikasi, video, atau permainan yang memiliki nilai edukatif dan sesuai dengan usia anak.
“Orangtua sebaiknya ikut terlibat dalam apa yang ditonton atau dimainkan anak. Jadikan itu sebagai momen untuk membangun komunikasi dan pemahaman.
Misalnya, saat anak menonton video tentang hewan, ajak mereka berdiskusi tentang habitat atau suara binatang tersebut,” ujarnya.
3. Jadwalkan Waktu Bebas Gadget Secara Rutin
Kehidupan anak tidak boleh hanya bergantung pada layar. Anak tetap membutuhkan aktivitas fisik seperti bermain di luar, berinteraksi dengan teman sebaya, dan melakukan kegiatan kreatif seperti menggambar atau membaca buku.
Dr. Maya menyarankan orangtua untuk membuat waktu bebas gadget yang konsisten setiap harinya.
“Saat makan malam, menjelang tidur, atau saat akhir pekan bisa menjadi momen bebas layar yang penting untuk mempererat hubungan keluarga dan memberi waktu istirahat bagi mata dan otak anak,” katanya.
4. Orangtua Harus Menjadi Teladan
Satu hal yang sering dilupakan adalah bahwa anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan hanya dari apa yang mereka dengar.
Jika orangtua sendiri terlalu sering menggunakan ponsel saat bersama anak, maka pesan untuk membatasi pemakaian gadget menjadi tidak efektif.
“Anak meniru. Kalau orangtua sibuk dengan ponsel saat waktu keluarga, maka anak akan menilai bahwa itu adalah kebiasaan yang boleh ditiru. Mulailah dengan menjadi contoh yang baik,” tegas dr. Maya.
5. Waspadai Gejala Kecanduan Gadget
Ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda seperti mudah marah saat gadget diambil, tidak tertarik bermain tanpa layar, dan mengalami gangguan tidur, bisa jadi itu merupakan sinyal kecanduan.
Dr. Maya menekankan pentingnya kepekaan orangtua dalam mengenali perubahan perilaku anak.
“Jika anak sudah sulit dikendalikan dan mulai menunjukkan gangguan perilaku karena gadget, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional, baik psikolog anak maupun dokter anak,” ujarnya.
Di zaman serba digital ini, melarang anak menggunakan gadget secara total bukanlah solusi yang realistis.
Yang jauh lebih penting adalah bagaimana orangtua mengarahkan dan mengawasi penggunaan teknologi secara bijak.
“Teknologi adalah alat, bukan pengganti pengasuhan. Tugas kita sebagai orangtua adalah memastikan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan seimbang di tengah dunia digital yang terus berkembang,” tutup dr. Maya.
Dengan kesadaran dan pengawasan dari orangtua, anak-anak bisa menikmati manfaat dari teknologi tanpa harus terjebak dalam dampak negatifnya.***