Aiteknos.com – Rabbit R1, perangkat AI pendamping yang sempat mencuri perhatian sejak diluncurkan pada 2024, menawarkan konsep unik sebagai asisten berbasis kecerdasan buatan yang dirancang untuk mengurangi ketergantungan pada aplikasi di smartphone.
Dengan desain retro yang menawan dan janji untuk menyederhanakan aktivitas sehari-hari, apakah Rabbit R1 benar-benar layak untuk dimiliki?
Berikut ulasan lengkap mengenai kelebihan, kekurangan, dan harga perangkat ini berdasarkan pengalaman pengguna dan pembaruan terbaru hingga 2025.
Spesifikasi dan Desain
Rabbit R1 adalah perangkat kecil berukuran 3 x 3 x 0,5 inci (sekitar 7,6 x 7,6 x 1,3 cm) dengan bobot hanya 115 gram, membuatnya sangat ringkas dan mudah dibawa.
Perangkat ini dilengkapi layar sentuh 2,88 inci, kamera 8MP yang dapat berputar 360 derajat (disebut Rabbit Eye), tombol push-to-talk, dan scroll wheel untuk navigasi.
Didesain oleh Teenage Engineering, Rabbit R1 hadir dengan warna oranye cerah yang memberikan kesan retro, mengingatkan pada perangkat seperti Tamagotchi atau iPod era 2000-an.
Di dalamnya, perangkat ini ditenagai prosesor MediaTek Helio P35 2,3 GHz, RAM 4GB, dan penyimpanan 128GB, serta mendukung konektivitas Wi-Fi dan 4G LTE melalui slot SIM.
Rabbit R1 menjalankan Rabbit OS, sistem operasi berbasis Large Action Model (LAM), yang diklaim mampu belajar cara kerja aplikasi dan menjalankan tugas atas nama pengguna, seperti memesan makanan atau memutar musik, hanya dengan perintah suara.
Selain itu, perangkat ini juga memiliki fitur berbasis Large Language Model (LLM) untuk menjawab pertanyaan dan melakukan terjemahan.
Kelebihan Rabbit R1
* Desain Menarik dan Nostalgis
Desain Rabbit R1 menjadi salah satu daya tarik utama. Warna oranye cerah dan bentuk kotaknya memberikan kesan retro yang unik, membuatnya terlihat seperti mainan teknologi dari era 90-an.
Banyak pengguna yang menyukai estetika ini, terutama mereka yang menyukai desain retrofuturistik.
Selain itu, perangkat ini terasa kokoh meskipun terbuat dari plastik, dan tidak mudah tergores atau meninggalkan sidik jari.
* Fitur Vision yang Mengesankan
Fitur Rabbit Eye memungkinkan perangkat ini mengenali objek di sekitar melalui kamera.
Dalam pengujian, Rabbit R1 mampu mendeskripsikan objek dengan akurat, seperti mengenali bahan makanan di dapur dan menyarankan resep berdasarkan bahan tersebut.
Fitur ini juga sangat berguna untuk menerjemahkan teks, misalnya mengubah menu berbahasa Spanyol ke dalam bahasa Inggris dengan cepat, yang sangat membantu bagi traveler.
* Terjemahan dan Ringkasan Teks yang Akurat
Rabbit R1 unggul dalam menerjemahkan bahasa secara real-time dan merangkum teks panjang.
Pengguna dapat meminta perangkat ini untuk meringkas artikel atau dokumen, menghemat waktu membaca.
Fitur transkripsi suara juga berfungsi dengan baik, mampu merekam dan mentranskripsikan percakapan dengan akurasi tinggi, bahkan menghilangkan kata-kata pengisi seperti “um” atau “eh”.
* Pembaruan Berkelanjutan
Sejak diluncurkan, Rabbit telah merilis banyak pembaruan perangkat lunak yang memperbaiki performa.
Pada 2025, fitur seperti Magic Camera (mengubah foto menjadi gaya tertentu, misalnya 8-bit sprite) dan Generative UI (mengubah tampilan antarmuka sesuai keinginan pengguna) telah ditambahkan, membuat perangkat ini lebih menyenangkan untuk digunakan.
Selain itu, kolaborasi dengan ElevenLabs memungkinkan pengguna mengubah suara asisten menjadi berbagai gaya, seperti suara robot atau karakter kartun, menambah elemen hiburan.
* Harga Terjangkau Tanpa Biaya Berlangganan
Rabbit R1 dijual dengan harga $199 (sekitar Rp3,1 juta dengan kurs Rp15.500 per dolar AS), yang terbilang murah untuk perangkat AI sekelasnya.
CEO Rabbit, Jesse Lyu, menegaskan bahwa perangkat ini tidak memerlukan biaya berlangganan, berbeda dengan banyak layanan AI lain seperti ChatGPT yang mematok biaya bulanan.
Kekurangan Rabbit R1
* Performa yang Masih Belum Konsisten
Meskipun telah mendapat pembaruan, Rabbit R1 masih sering menunjukkan performa yang tidak konsisten.
Fitur LAM, yang menjadi keunggulan utama, belum sepenuhnya berfungsi seperti yang dijanjikan.
Misalnya, saat mencoba memesan makanan melalui DoorDash atau taksi via Uber, pengguna sering mengalami error atau proses yang lambat, membutuhkan waktu hingga 40 detik untuk menampilkan antarmuka aplikasi.
Beberapa pengguna juga melaporkan bahwa perangkat ini gagal mengenali perintah sederhana, seperti memutar lagu di Spotify, atau bahkan salah mengidentifikasi objek (misalnya, mengira keripik Dorito sebagai taco).
* Daya Tahan Baterai Kurang Memadai
Dengan kapasitas baterai hanya 1.000 mAh, Rabbit R1 memiliki daya tahan yang terbatas.
Awalnya, baterai hanya bertahan 4,5 hingga 11 jam tergantung penggunaan, dan sering kali mati saat tidak digunakan karena masalah manajemen jaringan.
Meskipun pembaruan perangkat lunak pada 2024 telah meningkatkan daya tahan hingga sehari penuh dengan penggunaan ringan, perangkat ini masih kalah jauh dibandingkan smartphone modern yang memiliki baterai jauh lebih besar.
* Keterbatasan Fungsionalitas
Rabbit R1 masih memiliki banyak keterbatasan. Perangkat ini tidak dapat mengirim pesan teks, membuat panggilan, mengatur alarm, atau timer—fitur dasar yang sudah dimiliki smartphone.
Selain itu, layar sentuhnya hanya aktif untuk keyboard virtual, sehingga navigasi masih bergantung pada scroll wheel yang terasa lambat dan kurang praktis.
Kamera 8MP-nya juga hanya digunakan untuk fitur Vision dan tidak dapat mengambil foto atau video secara mandiri.
* Konektivitas yang Bermasalah
Meskipun mendukung Wi-Fi dan 4G LTE, Rabbit R1 sering kesulitan terhubung ke jaringan publik yang memerlukan halaman login.
Pengguna harus menggunakan hotspot ponsel atau berlangganan paket data terpisah untuk memastikan konektivitas saat bepergian, yang pada akhirnya menambah biaya operasional meskipun tidak ada biaya berlangganan resmi.
* Belum Bisa Menggantikan Smartphone
Rabbit R1 diposisikan sebagai pendamping smartphone, bukan pengganti.
Namun, banyak pengguna merasa perangkat ini justru menambah beban karena harus membawa dua perangkat sekaligus.
Fitur-fitur yang ditawarkan, seperti pencarian suara atau pemesanan layanan, sudah dapat dilakukan dengan lebih baik oleh asisten virtual di smartphone seperti Siri, Google Assistant, atau Alexa, yang juga terintegrasi dengan data pengguna untuk pengalaman yang lebih personal.
Harga Rabbit R1
Rabbit R1 dijual dengan harga $199 (sekitar Rp3,1 juta), sebuah angka yang cukup terjangkau untuk perangkat AI dengan desain premium.
Harga ini tidak termasuk aksesori seperti kabel USB-C atau adaptor charger, yang harus dibeli terpisah.
Meskipun tidak ada biaya berlangganan, pengguna yang ingin menggunakan fitur seperti Spotify atau Midjourney harus memiliki akun berbayar untuk layanan tersebut (Spotify Premium sekitar $10/bulan, Midjourney mulai dari $10/bulan). Selain itu, untuk konektivitas 4G LTE, pengguna perlu berlangganan paket data, yang biayanya bervariasi tergantung penyedia layanan.
Rabbit R1 adalah perangkat yang penuh potensi dengan desain menarik dan beberapa fitur unggulan seperti Vision dan terjemahan bahasa.
Pembaruan perangkat lunak yang konsisten juga menunjukkan komitmen Rabbit untuk memperbaiki pengalaman pengguna.
Namun, performa yang masih inkonsisten, daya tahan baterai yang lemah, dan keterbatasan fungsionalitas membuatnya sulit untuk direkomendasikan sebagai perangkat utama.
Bagi Anda yang penasaran dengan teknologi AI dan tidak keberatan dengan produk yang masih dalam tahap pengembangan, Rabbit R1 bisa menjadi investasi menarik dengan harga Rp3,1 juta.
Namun, untuk kebutuhan sehari-hari, smartphone Anda mungkin masih menjadi pilihan yang lebih praktis dan andal.