Aiteknos.com – Tradisi mudik Lebaran di Indonesia selalu identik dengan lonjakan volume kendaraan di berbagai jalur utama, baik tol maupun non-tol, yang kerap menyebabkan kemacetan parah.
Namun, dengan kemajuan teknologi, para pemudik kini memiliki berbagai cara untuk mendeteksi dan mengantisipasi kemacetan secara real-time.
Berikut adalah ulasan tentang teknologi-teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk memastikan perjalanan mudik lebih lancar dan nyaman.
1. Aplikasi Navigasi Berbasis GPS
Aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze menjadi andalan utama pemudik untuk mendeteksi kemacetan.
Google Maps, misalnya, memanfaatkan data lokasi anonim dari pengguna ponsel untuk memperbarui kondisi lalu lintas secara langsung.
Pengguna dapat melihat peta dengan kode warna: hijau untuk lalu lintas lancar, oranye untuk sedang, dan merah untuk macet.
Fitur ini juga menawarkan rute alternatif untuk menghindari titik-titik padat.
Sementara itu, Waze mengandalkan sistem berbasis komunitas, di mana pengguna dapat melaporkan kondisi jalan, seperti kecelakaan atau kemacetan, secara langsung.
“Aplikasi ini sangat membantu saya menghindari macet di jalur Pantura tahun lalu,” ujar Budi, seorang pemudik dari Jakarta ke Semarang.
2. Pantauan CCTV Lalu Lintas
Pemerintah dan pihak swasta kini menyediakan akses ke kamera CCTV untuk memantau kondisi jalan secara langsung.
Platform seperti BPJT Info Mudik yang dikembangkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR memberikan informasi real-time melalui CCTV di ruas tol dan non-tol.
Pemudik dapat mengakses situs atau aplikasi ini untuk melihat kondisi terkini, termasuk titik rawan macet dan kecelakaan.
Selain itu, aplikasi seperti LewatMana juga terhubung dengan CCTV di berbagai kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, memungkinkan pengguna memantau situasi jalan sebelum memilih rute.
3. Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan buatan kini mulai diterapkan dalam sistem manajemen lalu lintas, khususnya di kota-kota besar.
Di Jakarta, Dinas Perhubungan DKI menggunakan Network Operation Centre (NOC) Intelligent Traffic Light System berbasis AI untuk mengatur lampu lalu lintas secara otomatis berdasarkan kepadatan kendaraan.
Teknologi ini mendeteksi volume lalu lintas melalui sensor dan kamera, lalu menyesuaikan durasi lampu hijau atau merah untuk mengurangi kemacetan.
“Selama musim mudik, kami berencana memperluas penggunaan AI di lebih banyak simpang jalan untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
4. Drone dan Helycam untuk Pantauan Udara
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri juga memanfaatkan teknologi drone atau helycam untuk memantau arus mudik dari udara.
Alat ini mampu mendeteksi kemacetan di titik-titik rawan, seperti simpang jalan atau pasar tumpah, yang sulit dijangkau oleh kamera statis.
“Dengan drone, kami bisa langsung mengirim tim pengurai kemacetan ke lokasi,” ungkap Kombes Pol Istiono dari Korlantas Polri.
5. Aplikasi Khusus Mudik
Selain aplikasi navigasi umum, ada pula aplikasi khusus seperti NTMC Mudik dari Korlantas Polri dan Travoy dari Jasa Marga.
NTMC Mudik menyediakan informasi titik kemacetan, lokasi SPBU, rest area, hingga posko kesehatan. Sementara Travoy fokus pada informasi tol, termasuk tarif, kondisi lalu lintas, dan pemesanan makanan di rest area.
Tips Memanfaatkan Teknologi Saat Mudik
Untuk memaksimalkan teknologi ini, pemudik disarankan memastikan ponsel terhubung dengan internet stabil dan baterai cukup.
Mengunduh peta offline di Google Maps juga bisa menjadi solusi jika melintas di daerah dengan sinyal lemah.
Selain itu, pantau informasi dari sumber resmi seperti akun media sosial Kementerian Perhubungan atau BPJT untuk update terkini.
Dengan memanfaatkan teknologi seperti aplikasi navigasi, CCTV, AI, dan drone, pemudik dapat mendeteksi kemacetan lebih awal dan merencanakan perjalanan dengan lebih baik.
Di tengah prediksi lonjakan pemudik yang mencapai 146,48 juta orang pada Lebaran 2025 menurut Kemenhub, teknologi menjadi kunci untuk mengurangi stres di perjalanan.
“Mudik itu soal pulang ke keluarga, bukan terjebak di jalan,” tutup Budi, menggarisbawahi pentingnya persiapan berbasis teknologi.
Selamat mudik, semoga perjalanan Anda lancar dan aman!