Aiteknos.com – Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Dari asisten virtual seperti Siri dan Google Assistant hingga mobil tanpa pengemudi, AI terus berkembang pesat.
Namun, tahukah Anda kapan AI pertama kali ditemukan dan siapa penciptanya?
Awal Mula AI: Dari Sebuah Pertanyaan Besar
Konsep AI pertama kali diperkenalkan oleh Alan Turing, seorang ilmuwan matematika dan komputer asal Inggris. Pada tahun 1950,
Turing menerbitkan makalah berjudul “Computing Machinery and Intelligence”, yang berisi pertanyaan besar:
“Bisakah mesin berpikir?”
Dalam makalah tersebut, ia juga memperkenalkan Tes Turing, sebuah metode untuk menilai kecerdasan mesin berdasarkan kemampuannya dalam meniru respons manusia.
Tes ini menjadi salah satu landasan dalam pengembangan AI modern.
Namun, istilah “Artificial Intelligence” (AI) baru resmi digunakan pada tahun 1956, saat Konferensi Dartmouth diadakan.
Konferensi ini dianggap sebagai titik lahirnya AI sebagai bidang ilmu yang mandiri.
John McCarthy, seorang ilmuwan komputer dari MIT, bersama dengan Marvin Minsky, Claude Shannon, dan Nathaniel Rochester, merancang konsep AI sebagai teknologi yang dapat
berpikir dan bertindak seperti manusia.
Perjalanan Awal AI: Dari Impian ke Realitas
Setelah Konferensi Dartmouth, AI mulai berkembang pesat:
-
1956-1960-an: John McCarthy menciptakan bahasa pemrograman LISP, yang menjadi dasar pengembangan AI di masa depan.
-
1966: Joseph Weizenbaum menciptakan ELIZA, chatbot pertama yang mampu berinteraksi dengan manusia melalui teks.
-
1970-an – 1980-an: AI mengalami masa sulit (AI Winter) karena keterbatasan teknologi dan biaya pengembangan yang tinggi.
-
1997: Komputer AI Deep Blue buatan IBM mengalahkan juara catur dunia, Garry Kasparov, membuktikan bahwa AI bisa mengungguli manusia dalam tugas tertentu.
-
2010-an – Sekarang: AI berkembang pesat dengan hadirnya machine learning, deep learning, dan model AI generatif seperti ChatGPT, yang mampu memahami dan menghasilkan teks seperti manusia.
Dampak dan Masa Depan AI
Saat ini, AI telah mengubah berbagai bidang, mulai dari kesehatan, keuangan, industri, hingga hiburan.
Mobil tanpa pengemudi, chatbot cerdas, hingga sistem rekomendasi di platform streaming adalah bukti nyata bahwa AI semakin mendekati kecerdasan manusia.
Namun, di balik kemajuan ini, masih ada tantangan besar, seperti etika penggunaan AI, keamanan data, dan dampaknya terhadap pekerjaan manusia.
Oleh karena itu, penelitian AI terus berkembang untuk memastikan teknologi ini dapat digunakan secara bertanggung jawab.
Kesimpulan
AI bukanlah penemuan yang muncul dalam semalam.
Dari gagasan Alan Turing di tahun 1950, hingga revolusi AI modern, teknologi ini terus berkembang dan membawa perubahan besar bagi dunia.
Pertanyaannya kini bukan lagi “Bisakah mesin berpikir?”, melainkan “Sejauh mana AI bisa berkembang di masa depan?”.